Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Singapura Beri Warning soal RI, Malapetaka Ini Segera Datang?

September 20, 2023 Last Updated 2023-09-20T09:31:07Z


 

Singapura memberi peringatan soal RI. Ini terkait meningkatnya jumlah titik api di Kalimantan dan Sumatra yang meningkatkan kabut asap lintas batas ke negeri itu. 


Layanan Cuaca dan Iklim untuk ASEAN bahkan menyebut, jumlah titik panas telah melonjak menjadi 93 di Kalimantan dan 62 di Sumatera per Senin (11/9/2023). Jumlah ini merupakan angka tertinggi dalam tujuh hari terakhir.


Mengutip Asia One, peneliti utama di Earth Observatory of Singapore (EOS) Nanyang Technological University Steve Yim mengatakan tingkat PM2.5 telah meningkat secara konsisten. Ini merupakan sinyal jelas dari polusi udara regional.


Sebagai informasi, PM2.5 atau partikel halus yang dapat menembus jauh ke dalam paru-paru, merupakan polutan dominan selama episode kabut asap. Pada hari Selasa pukul 17.00 waktu setempat, Indeks Standar Polutan 24 Jam (PSI) berada dalam kisaran moderat di angka 73.


Hal sama juga dikatakan Profesor Rajasekhar Bala dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas Nasional Singapura (UNS). Meskipun hujan mampu mengendalikan kabut asap, ia mengatakan lokasi dan intensitas kebakaran lahan gambut dan vegetasi juga harus diawasi secara ketat.


Bala mengatakan pola cuaca saat ini menunjukkan kecil kemungkinannya akan terjadi musim kemarau berkepanjangan seperti yang dialami pada tahun 1997 hingga 1998 dan pada tahun 2019. "Saat ini masih ada beberapa kejadian hujan sporadis yang terjadi secara lokal di Singapura," katanya, seperti dikutip Straits Times.


Namun, ujar dia lagi, kabut asap lintas batas semakin sulit diprediksi. Apalagi karena kejadian cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim.


"Perubahan liar dari satu cuaca ekstrem ke cuaca ekstrem lainnya merupakan gejala dari fenomena yang dikenal sebagai cuaca whiplash," tambahnya.


Meski demikian, ilmuwan Erik Velasco meramal episode kabut asap sebesar yang dialami Singapura pada tahun 1997, 2013, atau 2015 tidak akan terjadi. La Nina dan kesiapan RI disebut tak akan menyebabkan "malapetaka" itu.


"Ketinggian air di lahan gambut Indonesia tidak terlalu rendah karena kondisi hujan di wilayah tersebut akibat adanya La Nina pada tahun-tahun sebelumnya," ujarnya menyebut fenomena alam beberapa tahun belakangan.


Velasco menambahkan bahwa Indonesia kini jauh lebih siap dalam mencegah dan memadamkan kebakaran. Pemerintah Indonesia juga disebut membantu memulihkan lahan gambut dengan menjaganya tetap basah.


Ditegaskannya pula, kondisi kering yang diperkirakan akibat peristiwa El Nino dan perkembangan Dipole Samudera Hindia (IOD) belum terlihat. 


IOD merupakan perbedaan suhu permukaan laut antara Samudera Hindia bagian barat dan Samudera Hindia bagian timur sebelah selatan Indonesia. IOD positif biasanya menyebabkan cuaca lebih kering.[SB]

×