Jika Ganjar
Pranowo tidak kunjung mendapatkan pasangan, maka PDI Perjuangan lebih baik
mencalonkan Puan Maharani dan menduetkannya dengan Agus Harimurti Yudhoyono
(AHY).
Begitu saran
peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata saat berbincang
dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/9). Menurutnya, jika Ganjar tidak
kunjung mendapatkan pasangan dan elektabilitasnya stagnan, maka bisa saja
Gubernur Jawa Tengah itu berpotensi gagal maju.
Untuk itu,
perlu disiapkan skenario kedua. Yaitu mempersiapkan Puan Maharani sebagai
capres.
“Tentu saja,
analisa ini terbilang liar dan nakal. Lantas siapa pasangan Puan?" ujar
Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/9).
Jika melihat
stok yang ada, kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, maka tinggal nama
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, AHY, dan Ketum Partai Golkar, Airlangga
Hartarto.
"Muhaimin
Iskandar sudah bersama Anies Baswedan. Praktis tinggal AHY. Airlangga sedang
berjuang mendapatkan chemistry bersama Prabowo Subianto," kata Dian.
Namun, kata
Dian, PDIP dan Demokrat memiliki histori buruk. Seperti komunikasi buruk antara
kedua orang tua, yakni Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
Tapi, Puan dan
AHY masih memiliki peluang bersatu. Ini lantaran keduanya kerap melakukan
komunikasi politik.
“Jadi celah itu
masih ada. Jika ini terjadi, maka akan menjadi sejarah baru bagi perkembangan
politik Indonesia. Dan judul pasangan ini adalah rekonsiliasi nasional," pungkas
Dian.[SB]