Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut global warming atau pemanasan global merupakan satu-satunya ancaman yang nyata bahkan lebih menakutkan ketimbang perang nuklir.
"Satu-satunya ancaman nyata yang dihadapi umat manusia bahkan lebih menakutkan ketimbang perang nuklir adalah pemanasan global, yang akan melebihi 1,5 derajat dalam 20-10 tahun ke depan. Itu akan menjadi masalah besar. Tidak ada jalan kembali dari masalah itu," kata Biden dalam konferensi pers di Hanoi, Vietnam, seperti dikutip laman resmi Gedung Putih, Minggu (10/9).
Biden bicara demikian saat ditanya soal krisis iklim terkait bahan bakar fosil. Salah seorang jurnalis mempertanyakan bahan bakar fosil yang tak dibahas dalam G20 di India pada 9-10 September kemarin.
Merespons hal ini, Biden menjelaskan bahwa topik itu memang tidak ada dalam agenda G20. Kendati begitu, Washington menurutnya bakal segera mencapai tujuan untuk menghapus bahan bakar fosil seperti yang diamanatkan dalam Perjanjian Paris.
"Namun kami ingin memberikan bantuan kepada negara-negara yang tidak memiliki kemampuan ekonomi dan tidak menimbulkan masalah, misalnya, saya bertemu dengan [Presiden] Lula [da Silva] di Brasil," ucap Biden.
Biden berujar bantuan AS kepada Brasil semata-mata guna mengatasi masalah iklim yakni menawarkan penghapusan utang dengan ganti penjagaan hutan.
"Karena mereka menjadi penyerap karbon. Ini adalah hal-hal yang menghilangkan karbon di udara," tutur Biden.
"Jadi kita bicara tentang apa yang harus kita lakukan, dan negara-negara yang membuka lahan mereka dan memelihara ternak di sana dan bertani dan melakukan semua hal tersebut serta meningkatkan pembangunan, merekalah yang sebenarnya jadi alasan utama mengapa kita sudah berada jauh di jalan menuju bencana," ucap Biden melanjutkan.
Menurut Biden, kerja sama semacam ini diperlukan agar mereka yang berkemampuan mengembangkan lahan guna mengikat karbon bisa membantu memperbaiki iklim.
Dia pun mencontohkan salah satu bentuk kerja sama nyata yakni jaringan pipa hidrogen dalam proyek jalur kereta api yang baru saja disepakati dalam KTT G20 di India. Jalur ini akan menghubungkan Mediterania dan seluruh Eropa.
"Hal ini akan mengurangi jumlah karbon yang dilepaskan ke udara secara signifikan, namun memerlukan biaya yang besar untuk menurunkannya. Dan dunia akan mengatakan bahwa ini kepentingan bersama untuk melakukannya," ucapnya.
"Jadi saya belum menyerah sama sekali pada gagasan bahwa kita mampu mewujudkannya. Saya pikir kita bisa melipatgandakan kapasitas energi terbarukan, yang berkaitan dengan pemanasan global, pada 2030," tutur Biden lagi.
Dunia belakangan memang tengah menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim ekstrem. Masalah ini didapuk sebagai ancaman terbesar masyarakat global abad ini.
Penyebab pemanasan global sendiri salah satunya yakni karbon dioksida hasil dari pembakaran batu bara. Karena itu, dunia ramai-ramai beralih ke energi hijau demi memperbaiki iklim.
Salah satu komitmen peralihan ini yaitu dibentuknya Perjanjian Paris. Perjanjian Paris merupakan kesepakatan global untuk menghadapi perubahan iklim. Setidaknya 195 negara telah menandatangani perjanjian ini. [SB]