Usai melakukan
Aksi Buruh Akbar 10 Agustus 2023 lalu, Presidium Aliansi Aksi Sejuta Buruh
(AASB) melakuan evaluasi selama dua hari pada 20-22 Agustus, di Cisarua, Bogor,
Jabar. Dari evaluasi ini, pimpinan AASB meminta para buruh siaga penuh untuk
melakukan aksi berikutnya hingga UU Cipta Kerja berhasil dicabut.
Kegiatan
evaluasi aksi ini dirangkai dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang
menghadirkan beberapa pembicara untuk pendalaman materi di antaranya Ekonom
Faisal Basri, Ahli Siber Komjen Pol. Dharma Pangrekun, Aktivis Buruh Migran Eni
Lestari, Jurnalis Senior Farid Gaban, dan Jurnalis Investigasi Dandhy Laksono.
Anggota
Presidium AASB Rudi HB. Daman yang juga Ketua Umum GSBI menyebutkan bahwa salah
satu keputusan strategis dalam Pertemuan Cisarua ini adanya kesepakatan untuk
menemui tokoh-tokoh politik, agama dan organisasi rakyat.
“Kita tahu
bahwa banyak tokoh politik, agama dan tokoh organisasi rakyat lainnya yang yang
sejak awal telah menolak terbitnya UU Omnibus Law Cipta Kerja dan untuk itu
kita akan mengajaknya berjuang bersama-sama”. ungkap Rudi
Sementara itu,
Anggota Presidium Daeng Wahidin yang juga Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim
Indonesia (PPMI) meyakinkan kepada peserta untuk tetap menjaga semangat anggota
yang semakin bangkit setelah menyaksikan Aksi 10 Agustus lalu heroik namun
damai.
“Sebagai
pimpinan, kita harus bisa menjaga semangat para anggota yang sedang tinggi-tingginya
dengan menanyakan kapan lagi akan ada aksi berikutnya untuk mendesak pencabutan
UU Omnibus Law ini”, ucap Wahidin dengan meyakinkan..
Di akhir acara
evaluasi, Ketua Umum LEM SPSI Arif Minardi menjelaskan bahwa menjelang aksi
besar-besaran harus ada berbagai kegiatan aksi pendahuluan baik yang terkait
dengan UU Omnibus Law dan juga kenaikan Upah 2024.
“Buruh harus
siaga penuh karena Aksi mendatang akan dilakukan bulan Oktober atau
selambat-lambatnya 3 bulan sejak 10 Agustus dan tanggal pastinya akan
ditentukan dalam waktu dekat ini sambil menghitung kemungkinan adanya momentum
Keputusan MK tentang Uji Formil”, tegas
Arif Minardi.
Selain
menghadirkan pembicara dari luar AASB, terdapat pembicara dari kalangan
internal Djoko Heryono, Ketua Umum SPN yang menggagas keharusan dilaksanakannya
Jaminan Sosial Semesta Sepanjang Hayat (JS3H),
Arif Minardi
membahas kesejahteraan rakyat dalam perspektif perburuhan, Emelia Yanti
menjelaskan tentang penguatan jaringan internasional serta Jumhur Hidayat
mengupas permasalahan buruh migran Indonesia.
Seperti
biasanya, pertemuan AASB di Cisarua Bogor ini juga menghasilkan beberapa
keputusan yang dibacakan secara lengkap oleh Rudi HB. Daman.
Nampak hadir
beberapa pentolan AASB yang juga sudah malang melintang di gerakan buruh di
antaranya Sunarti dari SBSI’02, Sunarno dari KASBI, Achmad Mundji dari FSP
Pertanian Perkebunan SPSI, Supriyadi dari FNPBI, Karel dan Andi Baso dari KSPN,
Iyus Ruslan dari FSP RTMM, Asep Salim Tamim dari GOBSI, Idrus dari KSPSI, Dedi
Sudarajat dari FSP KEP, dan Sjukur Achmad dari STKBM.[SB]