Taufik, seorang
warga Medan, Sumatera Utara, diusir dan tak diperbolehkan bekerja meski telah
merantau ke Ketapang, Kalimantan Barat. Ironisnya, pelaku adalah seorang tenaga
kerja asing (TKA) yang mencari nafkah di lokasi yang sama.
Taufik
mengatakan, peristiwa pengusiran pekerja tambang oleh TKA ini terjadi pada 26
Juli 2023 sekitar pukul 4.00 WIB dini hari, di site Tumbang Titi, Ketapang.
Saat itu,
Taufik yang tengah beristirahat di mess karyawan PT SRM, bangun dengan terkejut
saat pintu kamarnya digedor oleh sejumlah orang tak dikenal.
"Kita
digedor. Gak tau masuk caranya gimana ke dalam. Apakah dibobol atau ada
kuncinya, kami gak tau," kata Taufik saat ditemui di Jakarta, Jumat
(25/8/2023).
Menurutnya, ada
sekitar 10 orang 'tamu tak diundang' yang tiba-tiba masuk ke tempat tinggalnya,
yang dihuni 6 orang karyawan PT SRM. Dari gerak-gerik dan cara mereka masuk,
Taufik sudah tau ada yang tak beres.
"Yang
datang itu masyarakat lokal sekitar 10 orang, tapi salah satunya TKA. Dia
terjun langsung untuk mengusir kami," katanya.
Menurut Taufik,
TKA berinisial LX yang memerintahkan pengusiran pekerja tambang kepada
orang-orang lokal itu. Tak hanya itu, Taufik dan rekannya juga menerima tindak
kekerasan dan ancaman.
"'Kalian
pulang ke Medan! Masyarakat sudah ngepung lokasi. Kalau mau selamat, pulang
kampung sekarang,'" kata Taufik menirukan ucapan TKA yang menyatroninya.
Sebelum dipaksa
pergi meninggalkan mess saat itu juga, simcard ponsel Taufik dan rekannya juga
dirampas agar tak menghubungi pihak perusahaan dan kembali ke lokasi tersebut.
"'Kalau
kalian hubungi pihak perusahaan atau siapapun, kalian gak akan selamat,'"
demikian ancaman LX pada Taufik dan rekannya.
Lokasi tambang
PT SRM, perusahaan tempat Taufik bekerja sebelum diusir oleh TKA dari
Kalimantan Barat.
Taufik dan
rekannya sempat diantar menggunakan speed boat ke Dermaga Pesaguan oleh pihak
pengusir. Taufik sempat berpikir dia dan rekannya akan ditenggelamkan di Sungai
Ketapang, meski itu tidak terjadi.
Dari Dermaga
Pesaguan, Taufik menuju bandara untuk pulang kampung di Medan, Sumatera Utara.
Namun karena baru bekerja selama 5 hari dan belum mendapat bayaran, dia
kebingungan membeli tiket pesawat.
Beruntung,
rekan Taufik menghafal nomor ponsel salah satu atasan, hingga akhirnya mereka
dibelikan tiket pesawat.
Yoshua, salah
satu rekan Taufik yang turut dalam pengusiran itu, menyebut Taufik trauma
akibat peristiwa itu.
Terlebih itu
adalah kali pertama Taufik meninggalkan Sumatera dan bekerja di Kalimantan.
"Udah
trauma dia, udah gak mau lagi dia merantau ke Kalimantan. 'Udah bagus kerja di
Sumatera' katanya," ujar Yoshua.
Taufik mengaku
tak habis pikir dengan peristiwa yang menimpanya. Ini lantaran dirinya bekerja
sesuai prosedur, dan perusahaan tempatnya bekerja juga memiliki dokumen legal
sehingga tak menyalahi aturan.
"Ini WNA
yang ngusir. Kenapa kita di negeri sendiri, kita di zalimin. Perusahaan kita
ada izin," kata Taufik.
"Kita udah
merdeka belum sih? Apa ada 'oknum' yang mendukung WNA itu hingga dia bisa
berbuat semena-mena kepada kami?," sambungnya.[SB]