Money politics
atau politik uang masih akan selalu terjadi di setiap penyelenggaraan Pemilu
atau Pilkada. Sebab, saat ini 50 persen masyarakat Indonesia belum sejahtera.
Wakil Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata mengatakan, pihaknya
menyadari tidak mudah mengubah suatu kebiasaan yang sudah terjadi selama ini,
yakni money politics.
"Kenapa
money politics masih berjalan? Ya saya harus sampaikan, 50 persen masyarakat
kita itu masih belum sejahtera. Dan 50 persen lebih itu juga tingkat
pendidikannya belum baik," ujar Alex seperti dikutip Kantor Berita Politik
RMOL, Selasa (15/8).
Menurut Alex,
dua hal tersebut, yakni kesejahteraan dan pendidikan, merupakan syarat mutlak
jika ingin demokrasi Indonesia berjalan dengan sehat.
"Jadi
jangan berharap saja dengan calon pimpinan atau anggota DPRD yang
berintegritas, penyelenggara yang berintegritas, tetapi tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana rakyat masyarakat selaku pemilih itu juga berintegritas,"
papar Alex.
Namun demikian,
Alex mengaku pihaknya dengan berbagai stakeholder, termasuk wartawan akan terus
menyuarakan kepada masyarakat untuk menghindari dan menolak politik uang pada
Pemilu 2024 nanti.
"Bagaimana
kita mendorong masyarakat itu untuk menolak setiap tawaran atau apapun (terkait
Pemilu)," pungkas Alex.[SB]