Merosotnya
kinerja BUMN Karya, Waskita Karya yang tak kunjung bangkit dari masalah
keuangan berimbas pada tercorengnya citra Erick Thohir sebagai Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
Waskita Karya
tengah dililit masalah keuangan, sementara langkah-langkah yang dilakukan Erick
Thohir belum juga mampu menolongnya.
Mengacu pada
laporan keuangan per semester I 2023, total utang Waskita Karya menjadi yang
terbesar di antara BUMN Karya, yakni senilai Rp84,31 triliun, naik tipis 0,31
persen secara year on year.
Sebagian besar
utang Waskita Karya sudah jatuh tempo pada bank-bank pelat merah. Bahkan,
bank-bank pemerintah memperpanjang masa jatuh tempo Waskita Karya hingga 10
tahun terhitung sejak 2023 ini.
Tercatat,
Waskita Karya punya utang ke PT Bank DKI sebesar Rp671,12 miliar, kepada bank
bjb senilai Rp130 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Rp7,52 triliun,
PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) sebanyak Rp4,55 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk. (BBRI) sebesar Rp2,69 triliun dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS)
sebesar Rp2,03 triliun.
Waskita Karya
juga tidak mampu membayar bunga dan pokok obligasi berkelanjutan IV senilai
Rp135,5 miliar yang jatuh tempo pada 6 Agustus 2023.
Selain itu,
Waskita juga masih memiliki utang senilai Rp941,75 miliar dari penerbitan
Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2018 Seri B. Utang yang jatuh tempo
pada 28 September 2023 ini memiliki tingkat bunga sebesar 9,75 persen per
tahun.
Dari berbagai
sumber, bobroknya keuangan Waskita Karya disebabkan sejumlah proyek
infrastruktur, di antaranya Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, tol
Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar
(KLBM) yang akan didivestasikan setelah selesai pembangunan.
Setelah
dinyatakan gagal bayar bunga obligasi, kini perusahaan emiten BUMN Karya ini
harus menderita rugi bersih sebesar Rp2,072 triliun pada semester I 2023.
Kondisi rugi
ini meningkat tajam sebesar 777 persen dibanding periode sama tahun lalu yang
tercatat Rp236,51 miliar. Akibatnya, defisit atau akumulasi rugi kian dalam
20,8 persen secara tahunan menjadi Rp12,012 triliun pada semester I 2023.
Jika dirunut,
pendapatan usaha turun 13,4 persen secara tahunan menjadi Rp5,272 triliun pada
semester I 2023. Pemicunya, pendapatan jasa konstruksi menyusut 19,2 persen
menjadi Rp4,347 triliun.
Pendapatan lini
usaha properti juga amblas 19,4 persen sisa Rp83,914 miliar.
Di saat kondisi
keuangan berdarah-darah, Waskita Karya beberapa kali melakukan pengajuan
penundaan utang yang jatuh tempo. Selain itu, perusahaan juga harus wira-wiri
ke pengadilan menghadapi serangkaian gugatan pailit dari para kreditur maupun
perusahaan vendor (subkontraktor).
Perusahaan
konstruksi pelat merah yang berkantor pusat di Cawang, Jakarta Timur, ini juga
terus mencatatkan rugi selama kurun waktu 5 tahun berturut-turut.
Dalam laporan keuangan kuartal II-2023, Waskita Karya mencatatkan rugi sebesar Rp2,23 triliun. Sebelumnya, perusahaan ini juga tak pernah sekalipun untung sejak tahun 2019. [SB]