Eks Imam Besar
Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ikut mengomentari kericuhan yang
terjadi di Prancis saat ini. Kerusuhan itu dipicu oleh tewasnya Nahel Merzouk,
seorang remaja berusia 17 . Dia dibunuh polisi Nanterre, Paris. Peristiwa itu
memicu amarah publik yang kemudian membakar dan merusak fasilitas umum.
"Dulu di
Amerika polisi nangkap satu orang cara nangkapnya dengan lutut sampai leher
terus meninggal polisi Amerika minta maaf. Kemarin di Perancis, ada remaja
dibunuh polisi, satu negeri di Perancis kompak," kata Rizieq dalam sebuah
pengajian dilansir Selasa (4/7/2023).
Pemuka agama
yang sudah beberapa kali bolak balik penjara itu mengatakan kekompakan
masyarakat Prancis dan Amerika melayangkan protes kepada para penegak hukum itu
seharusnya ditiru masyarakat Indonesia.
Dia lantas
mengukit tragedi KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, dimana tak ada perlawanan
berarti dari masyarakat saat 6 laskar
FPI ditembak mati polisi. Bahkan kata dia,semua anak buahnya yang tewas
difitnah secara keji oleh pihak tertentu
"Sampai
hari ini belum beres, ada 6 anak muda santri, diculik, disiksa, dibunuh, dan
difitnah, difitnah pula guru-gurunya, guru-gurunya ditangkap, organisasinya
dibubarkan. Nah itu yang membantai masih tenang-tenang aja, sampai sekarang
naik pangkat yang menculik, yang membunuh jalan santai sambil senyum-senyum dan
dikasih jabatan," jelasnya.
“Kalau lihat
ada kezaliman enggak usah bicara organisasi apa, itu bukan organisasi itu,
bukan majelis saya enggak. Jangankan orang Islam, orang kafir sekalipun di
negeri kita, kalau dizalimi, diculik, disiksa, dibunuh tanpa alasan wajib untuk
kita kompak! Enggak ada urusan ini bukan orang Muslim, dari partai anu partai
ini, kita harus lawan," tambahnya memungkasi.[SB]