Ada
kekhawatiran tersendiri bagi Menko bidang Kemaritiman dan investasi (Marves)
Luhut Binsar Panjdaitan hingga akhirnya menyatakan keinginannya mencalonkan
diri sebagai ketua umum Partai Golkar.
Menurut
Direktur Ekskeutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, Luhut
khawatir setelah tak lagi menjabat sebagai menteri dan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) purna tugas sekitar Oktober 2024 nanti.
“Pasca dia
sudah tidak jadi menteri lagi, Jokowi tidak jadi Presiden lagi di Oktober 2024,
ya Luhut kan butuh sandaran, butuh pengamanan,” kata Ujang kepada Kantor Berita
Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (26/5).
Menurut Ujang,
Luhut beranggapan apabila dirinya kelak tak lagi memiliki jabatan politik
maupun jabatan publik maka ia bakal dihabisi oleh lawan politiknya setelah
Pilpres 2024.
“Kalau enggak
punya posisi, tidak ada jabatan, ya maka dicari oleh lawan politiknya. Oleh
karena itu menjadi Ketum Golkar adalah sebuah keharusan untuk menjaga dirinya
Jokowi dan tentu grupnya untuk tetap aman,” pungkasnya.
Sebelumnya,
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia
telah menyatakan keinginan mereka untuk menjadi ketua umum Partai Golkar.
Bahlil
mengikuti langkah Luhut untuk menjadi calon pengganti Airlangga Hartarto yang
saat ini tengah diguncang oleh isu Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub
Partai Golkar.
"Sebagai
kader Golkar ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran
tangan kader yang merasa bertanggung jawab saya yakin punya perasannya. Tapi
melalui mekanisme yang jelas sesuai dengan organisasi," ujar Bahlil dalam
pertemuan dengan sejumlah pemimpin media di kediamannya, Jakarta Selatan, Sabtu
(22/7).[SB]