Niku Banyu atau Nikuba Hidrogen temuan Aryanto Misel, 67 tahun, menjadi pembicaraan hangat pada Mei 2022 lalu. Ini adalah sebuah alat yang diklaim dapat mengubah air menjadi hidrogen dan dapat digunakan sebagai bahan bakar. Satu tetes air konon bisa menjalankan motor sejauh 45-50 kilometer. Aryanto mengaku telah tujuh tahun mengembangkan teknologi tersebut.
Temuan itu
disangsikan peneliti laboratorium motor bakar Badan Riset dan Inovasi Nasional
atau BRIN, Arifin Nur. Menurutnya, jika temuan Aryanto benar, sudah tentu yang
bersangkutan akan memenangkan lomba Shell Eco Marathon kelas Asia. Bahkan, kata
Arifin, kemungkinan Aryanto sudah dikontrak oleh perusahaan otomotif dunia.
“Jika bisa
sampai segitu, pasti yang bersangkutan akan menang lomba Shell Eco Marathon
kelas Asia dan mungkin sudah dikontak dan dikontrak oleh pabrikan otomotif
dunia,” tulis Arifin lewat pesan singkat, Rabu, 11 Mei 2022.
Dua pekan lalu,
Aryanto Misel ternyata diundang ke Italia untuk presentasi dan uji coba
instrumen temuannya, Nikuba Hidrogen. Program ini disebut didukung Pangdam
Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo. Aryanto, ditemani dua petinggi PT
Octagon, dikabarkan terbang ke Milan, Italia pada Jumat 16 Juni 2023.
Di sana,
Aryanto menunjukkan cara kerja alat buatannya di hadapan pihak pabrikan
otomotif, dikabarkan dari Ducati, Ferrari serta Lamborghini. Bulan depan, dia akan kembali menindaklanjuti
kerja sama tersebut.
“Nikuba ini
memiliki fungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang
terkandung di dalam air (H2O). Hidrogen yang telah terpisah kemudian dialirkan
ke dalam ruang pembakaran dari mesin kendaraan bermotor,” ujar Aryanto Misel
dikutip dari tniad.mil.id.
Profil Aryanto
Misel
Melansir laman
dprd.cirebonkab.go.id, nama Aryanto Misel populer pada 2022 gara-gara temuannya
itu. Alat ciptaannya, Niku Banyu atau disingkat Nikuba dinilai kontroversial
karena dapat menciptakan bahan bakar berbasis air. Padahal, bagi Aryanto,
menciptakan alat-alat yang berguna bukan kali pertama baginya. Dia mengaku
telah menemukan ratusan alat-alat lainnya. “Sudah ada 120 alat yang sudah saya
temukan termasuk Nikuba,” katanya.
Menurut
Aryanto, hal itu ia lakukan semata-mata karena kegemarannya pada ilmu fisika
sejak duduk di bangku SMP. Dia mengaku senang bisa menemukan alat-alat yang
fungsional. Alatnya juga bukan gimmick semata. Menurutnya, delapan di antaranya
telah dijualnya ke luar negeri, termasuk
ke Jepang.
“Ada yang sudah
saya jual ke Jepang dan Hong Kong. Semenjak SMP saya suka ilmu fisika. Buat
saya mempelajari ilmu fisika memberi kenikmatan tersendiri bagi diri saya,”
kata Aryanto.
Penemuan
pertama Aryanto adalah Avtur khusus untuk bahan bakar pesawat Aeromodelling
pada 1987. Setelah itu, pada 2005 Aryanto juga membuat Bio Diesel dari jelantah
yang bisa digunakan kapal nelayan untuk menghemat bahan bakar. Pembuatan
biodiesel itu dilatarbelakangi kenaikan harga BBM hingga 100 persen kala itu.
Kondisi tersebut membuat nelayan banyak yang tak melaut.
“Pada tahun
2005 harga BBM kan pernah naik sampai 100 persen. Dari Rp 2.200 per liter
mencapai Rp 4.500 per liter. Dan itu membuat para nelayan banyak yang tidak
pergi melaut. Kemudian saya mencoba membuat Bio Diesel yang terbuat dari minyak
jelantah,” ungkap Aryanto.
Beberapa alat
lainnya yang diciptakan Aryanto yaitu pemadam api dari kulit singkong pada
2010. Alat tersebut dijualnya ke Jepang. Tidak lama setelah itu, dia juga
membuat rompi anti peluru organik yang terbuat dari serabut kelapa dan serat
tebu. Alat itu dibeli sebuah perusahaan di Hong Kong. Menurutnya, kedua alat
tersebut kini telah diproduksi massal.
“Rompi anti
peluru organik ini sudah saya jual ke Hong Kong seharga Rp 800 juta pada tahun
2010. Dan sudah diproduksi secara massal di sana. Pada tahun yang sama, pemadam
api dari kulit singkong saya jual ke Jepang,” ujarnya.
Penemuannya
yang paling menggegerkan adalah Nikuba. Alat tersebut, menurutnya, bisa
mengubah air jadi hidrogen sebagai bahan bakar. Melalui media sosial, Aryanto
mencuit bahwa satu tetes air rata-rata bisa untuk menjalankan motor sejauh
45-50 kilometer. Dia juga mengklaim pernah menggunakan 1 liter air untuk
melakukan perjalanan Cirebon- Semarang pulang pergi.
“Nikuba ini
pernah diuji digunakan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang cuma menghabiskan
1 liter air. Bahkan sampai sekarang 31 unit Nikuba sedang digunakan oleh Kodim
dan Koramil Lemahabang, dan hampir 3 bulan katanya tidak pernah isi bensin,
hanya isi ulang air saja,” kata Aryanto.
Peneliti
laboratorium motor bakar BRIN, Arifin Nur, menyangsikan bahwa gas hasil alat
tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar utama suatu kendaraan. Arifin
mengakui pihaknya belum pernah mencoba oxyhydrogen hasil elektrolisis untuk
digunakan sebagai pengganti bahan bakar utama. Tetapi, kata dia, gas tersebut
bisa digunakan untuk tambahan bakar utama. “Jika digunakan sebagai bahan bakar
tambahan untuk bahan bakar utama itu bisa saja,” kata Arifin.
Kolaborasi dan
komitmen terhadap inovasi nikuba terus berjalan melalui beberapa model uji
coba. Banyak sepeda motor Babinsa Kodam III/Siliwangi yang telah operasional
dengan Nikuba. Dari hal tersebut didapatkan data-data untuk terus dilakukan
penyempurnaan terhadap inovasi tersebut.
“Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang,” kata Mayjen Kunto.[SB]