Amerika Serikat (AS) ternyata bukan satu-satunya penguasa kapal perang tercanggih dan terefisien di dunia. Simak alasannya berikut.
Militer Paman Sam selama ini kerap disebut punya repotesi sistem persenjataan tercanggih.
Melansir Marine Insight, Angkatan Laut AS (US Navy) bahkan memiliki kapal induk terbanyak di dunia yakni 11 buah, jauh melebihi China yang hanya memiliki dua kapal induk.
Melansir CNN, Sekretaris AL AS, Carlos Del Toro terang-terangan menyebut pihaknya butuh AL yang lebih besar termasuk kapal.
Del Toro menyebut China "secara konsisten melanggar kedaulatan laut dan ekonomi negara lain termasuk sekutu AS di Laut China Selatan dan wilayah lainnya."
Meski begitu, sejumlah negara Asia punya pesaing kuat buat persenjataan AS tanpa perlu berlomba dalam hal 'kebesaran'.
Alessio Patalano, profesor peperangan dan strategi di King's College, London, mengungkapkan China punya keunggulan dalam hal produksi massal. Sementara, Jepang dan Korsel punya filosofi sendiri yang kuat.
"Jika pembuatan kapal China menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk produksi massal, Jepang memimpin dalam kualitas yang terjangkau dalam skala yang lebih besar daripada kebanyakan kekuatan angkatan laut, tanpa mengorbankan masa penempatan operasi."
"Keseimbangan itu, dan pengalaman dalam filosofi, adalah keunggulan yang sesungguhnya," ujar dia.
Carl Schuster, mantan direktur operasi Joint Intelligence Center, US Pacific Command, Hawaii, AS, mengungkap Jepang dan Korea kompetitif karena bisa menghemat anggaran.
Menurutnya, tak ada penyakit pembengkakan anggaran dalam kontrak pertahanan AS tidak umum di Jepang. Negara memegang kendali.
"Tawaran pembuat kapal Jepang itu mutlak. Jika mereka menyelesaikannya di bawah biaya yang diharapkan, mereka mendapat untung lebih besar. Jika mereka mengalami keterlambatan dan kesalahan, pembangun harus memperbaikinya dengan biaya sendiri," kata Schuster.
Pendekatan itu, kata dia, "jauh lebih bijaksana" daripada AS. Contohnya dalam kasus kapal perusak kelas Zumwalt yang menghabiskan miliaran dolar namun tidak jelas bagaimana bisa armada ini cocok dengan lainnya.
Dikutip dari CNN, berikut daftar kapal perang laut tercanggih di dunia saat ini:
Type 055
China memiliki kapal perang laut Type 055 yang merupakan kapal penghancur utama di dunia. Berat benaman (displacement) kapal ini mencapai 12 ribu ton, yang membuat Type 055 lebih besar daripada kapal penghancur setipe.
Harga per unitnye diperkirakan US$925 juta hingga US$2,6 miliar (sekitar Rp13,7 triliun hingga Rp38,6 T).
Kapal ini memiliki sistem peluncur vertikal (VLS) sebanyak 112 buah yang berfungsi meluncurkan misil anti kapal ke udara. Jumlah itu lebih banyak daripada 96 kapal penghancur Arleigh Burke yang hanya memiliki 96 VLS.
China sendiri juga memiliki kapal Type 055s yang dibangun pada 2014 dan telah menjelajah laut sebanyak delapan kali. AS sebetulnya punya kapal kelas Zumwalt, namun konstruksi yang dimulai lima tahun lebih awal daripada Type 055s berjalan lambat.
Sejauh ini, hanya ada dua yang telah siap digunakan.
Sejong The Great
Selain China, Korea Selatan (Korsel) yang notabene sekutu AS punya kapal penghancur yang canggih bernama Sejong the Great.
Kapal ini punya berat benaman 12 ribu ton dan mampu menampung 300 kru. Sejong the Great ditopang 128 VLS misil anti kapal. Sejong memiliki harga US$925 juta (Rp13,7 T) per buah dan sejauh ini menjadi kebanggaan AL Korsel.
"Dengan satu kapal ini, (Angkatan Laut Korea Selatan) dapat mengatasi beberapa situasi simultan - anti-pesawat, anti-kapal, anti-kapal selam, anti-permukaan - dan bertahan dari rudal balistik," kata Media Pertahanan Korsel.
Mogami
Jepang tak ketinggalan memiliki kapal perang laut yang canggih. Bedanya, kapal Mogami yang dimiliki Jepang bertipe kapal frigate dengan berat benaman hanya 5.500 ton.
Harga per unitnya mencapai US$372 juta atau sekitar Rp5,5T.
Selain Mogami, Jepang juga memiliki kapal kelas Maya dengan 96 VLS yang bisa menembakkan misil anti-balistik dan anti-kapal selam.
Kemampuan itu membuat kapal ini setara dengan kapal Arleigh Burke milik AS, namun dengan biaya pembangunan yang lebih murah.
"Maya merepresentasikan 'kuantitas dan kualitas': kapal-kapal ini berspesifikasi tinggi, [relatif] berbiaya rendah, dan dapat memulai jalur produksi dengan cepat," ungkap Patalano.
AS memiliki kapal Zumwalt yang bertipe penghancur (destroyer) dengan biaya per kapal mencapai US$8 miliar (Rp118,79 T). Kapal ini memiliki berat benaman 15,995 ton dengan kapasitas kru 197 orang.
Zumwalt dibekali 80 peripheral VLS dengan kemampuan menembakkan empat misil di setiap VLS.
Melansir Insider, konstruksi kapal ini dimulai pada Oktober 2008 dan kemudian diluncurkan pada Oktober 2013. Sejauh ini, AL AS memilik dua destroyer Zumwalt yakni USS Michael Monsoor dan USS Lyndon B. Johnson.
Selain Zumwalt, AS juga memiliki Arleigh Burke sebagai kapal tipe destroyer. Biaya pembangunan kapal ini per buahnya mencapai US$2,2 miliar (Rp32,7 T) dengan berat benaman hingga 9.500 ton.
Arleigh Burke mampu menampung 329 hingga 359 kru dan dibekali dengan 96 VLS anti-kapal laut, anti-misil, dan anti-udara.
Mengutip History, Kapal Arleigh Burke pernah ikut serta saat AS menyerang Irak pada 2003. Selain itu pada September 2014, kapal ini juga menembakkan misil ke basis ISIS di Suriah dari Laut Merah.[SB]