Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap jadi korban dari pihak yang merasa kelompok atau kandidatnya dijegal untuk maju di Pilpres 2024.
Ia menyebut, Jokowi tidak pernah melarang sosok manapun yang akan maju bertarung di Pilpres 2024 nanti. Pernyataan ini juga merespons ungkapan Waketum Partai Demokrat, Benny K. Harman, yang menilai Jokowi telah mengumandangkan perang dengan rakyatnya sendiri, karena mengumpulkan ketum parpol di Istana Merdeka.
"Seringkali Pak Jokowi menjadi korban dari playing victim, yang membangun narasi bahwa pemerintah melakukan penjegalan, pembegalan terhadap figur dan partai politik tertentu," kata Viva dalam keterangannya, Selasa (9/5).
Viva juga beranggapan, tidak ada yang salah jika Jokowi condong terhadap figur tertentu yang dipercaya mampu melanjutkan pembangunannya.
"Kan hal itu dijamin oleh UU selama presiden tidak melakukan abuse of power, atau melakukan penyimpangan kekuasaan dengan menggunakan fasilitas negara dan kekuasaan," ujarnya.
Oleh karenanya, Viva menilai sikap Jokowi di Pilpres 2024 masih sesuai dengan koridor. Viva mengklaim, tidak ada aturan yang dilanggar oleh Jokowi soal itu.
Sebelumnya, Waketum Partai Demokrat Benny K. Harman menilai Jokowi tidak netral di Pilpres 2024, karena mengumpulkan ketum parpol koalisi pemerintah di Istana.
Benny menilai tindakan itu telah mengumandangkan perang dengan rakyatnya sendiri.
"Jika benar presiden tidak netral dalam pilpres dan pileg apalagi menjadikan Istana Presiden markas tim sukses capres tertentu, maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang, perang semesta melawan rakyatnya sendiri," kata Benny lewat akun Twitter-nya @BennyHarmanID, Senin (8/5).
Pada Selasa (2/5) malam lalu, Jokowi bertemu dengan ketum parpol pemerintah di Istana Merdeka, yang dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Turut hadir juga, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Plt Ketum PPP M Mardiono. Namun, Ketum NasDem Surya Paloh tak diundang dalam pertemuan itu.
Jokowi menjelaskan, ia memang tak mengundang NasDem karena telah memiliki koalisi sendiri bersama PKS dan Demokrat. Mereka tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di 2024.[SB]