Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis angkat bicara menyikapi kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menyergap dan menyerang Pos Militer Mugi di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT. Dalam kronologi yang dikirimkan untuk Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I/Kostrad, dilaporkan enam personel TNI gugur.
Kiai Cholil menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam untuk anggota TNI yang gugur. “Ya saya prihatin dan ikut bela sungkawa. Mudah-mudahan mereka dirahmati Tuhan yang gugur utk membela bangsa dan negara,” kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (16/4/2023).
Pengasuh Pesantren Insan Cendikia Amanah, Depok Jawa Barat ini, meminta aparat jangan segan-segan mengirim pasukan utk memerangi para teroris dan pembangkang NKRI. “Itu tugas dan kewajiban melindungi warga dan kedaulatan NKRI,” kata dia.
Ditanya terkait dengan tindakan hukum tegas dan memerangi para separatis negara apakah melanggar hukum, Kiai Cholil menyatakan langkah-langkah dalam menjaga keselamatan jiwa dan negara bukan pelanggaran HAM. “Tentunya itu tidak melanggar HAM demi menjaga keselamatan jiwa dan negara,” ujar dia.
Lebih lanjut, Kiai Cholil menjelaskan menurut hukum Islam kedudukan para kelompok separatis teroris (KST), masuk dalam kategori pembangkang (bughat) kepada negara yang harus diajak kembali ke pangkuan bumi pertiwi. Tetapi jika mereka berbuat kerusakan dan membunuh, maka wajib diperangi.
Meski begitu, jumlah korban masih belum bisa dipastikan, termasuk kabar sembilan personel TNI AD tertangkap KST. Selain berasal dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad, dilaporkan personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) juga menjadi korban.
"Bahwa benar Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga diserang dan ditembak oleh gerombolan KST, Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Kavaleri Herman Taryaman saat dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Ahadd (16/4/2023).
Menurut dia, selain korban meninggal, sejumlah personel TNI AD juga mengalami luka-luka. "Sampai saat ini masih dilaksanakan pemantauan, namun karena cuaca hujan dan berkabut sehingga belum bisa berkomunikasi dengan aparat keamanan yang berada di lokasi tersebut. Demikian pula upaya-upaya memberikan bantuan dan evakuasi tetap dilaksanakan," ujar Herman.
Dia menyebut, mereka yang diserang KST Papua sedang dalam misi membebaskan pilot Susi Air, Philips Marthens yang sudah dua bulan lebih ditawan KST Papua.
"Mohon doanya semoga Prajurit TNI yang melaksanakan tugas negara dan juga melakukan pencarian pilot Susi Air diberikan keselamatan, perlindungan dan kekuatan, sehingga dapat kembali bertugas," kata Herman. [SB]