KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) akan memeriksa pejabat pajak, Wahono Saputro, terkait
penyelidikan terhadap Rafael Alun Trisambodo. Sebelumnya, Wahono juga pernah
jadi saksi di kasus suap pajak yang disidangkan Pengadilan Tipikor. Dalam
kesaksian itu dia menyebut-sebut nama ipar Presiden Jokowi.
Rencana
pemanggilan Wahono Saputro diungkapkan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK,
Pahala Nainggolan. Hal itu dilakukan karena istri Wahono dan istri Rafael Alun,
jadi pemegang saham di dua perusahaan yang sama.
"Dari
hasil analisa kita di LHKPN, ternyata Saudara RAT [Rafael Alun Trisambodo], kan
istrinya tercatat pemegang saham di dua perusahaan yang bergerak di Minahasa
Utara. Yang punya perumahan, kita lihat detailnya ternyata ada lagi, bahwa
perusahaan yang dua ini, pemegang sahamnya selain istri RAT ada lagi istri
orang Pajak juga, kita sebut namanya Saudara Wahono Saputro," kata Pahala
Nainggolan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (8/3).
"Oleh
karena itu kemarin kita terbitkan surat tugas pemeriksaan LHKPN atas nama
Saudara Wahono Saputro," tambahnya.
Wahono Saputro
Sebut Ipar Jokowi di Sidang Suap Pajak
Wahono Saputro
yang saat ini menjabat Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur, pernah diperiksa
sebagai saksi dalam sidang kasus suap pajak di Pengadilan Tipikor. Saat sidang
berlangsung, Maret 2017, Wahono masih menjabat Kepala Bidang Pemeriksaan
Penagihan Intelijen dan Penyelidikan Kanwil DJP Jakarta Khusus.
Sidang itu
sendiri mengadili Country Director PT EK Prima Ekspor Indonesia (EKP), Ramapanicker
Rajamohanan Nair alias Mohan. Dia didakwa memberi suap kepada Kasubdit Bukti
Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak, Handang Soekarno.
Dalam sidang
Senin (6/3/2017) itu, jaksa mengungkap percakapan whatsapp antara Wahono
Saputro dengan handang Soekarno. Dalam percakapan membicarakan perkara pajak PT
EKP itu, ada disebut nama ipar Presiden Jokowi.
Berikut
percakapan antara Wahono dan Handang:
Handang:
Keberatan STP (Surat Tagihan Pajak)-nya belum selesai malah di bukper (bukti
permulaan) yah oom.
Wahono: Itu
gara-gara Kakap PMA 6 ngadu ke Dirjen usul bukper ndak direspon.
Handang: Hadew.
Wahono: Tks ya
bos.
Handang: Siap
Komandan... Anggota di lapangan yang lagi turun di kasih tau aja oom, yang soft
komunikasinya. Biar orangnya tidak semakin tertekan. Tks yah om.
Wahono: Ya WP
(Wajib Pajak)-nya suruh terima dengan baik. Nanti di belakang biar diselesaikan
Mas Handang.
Handang: Sudah
oom, sudah aku kasih tau orangnya tadi. Titipan adiknya RI 1 oom.
Wahono: Siap
Komandan laksanaken. Apa pun keputusan Dirjen, mudah-mudahan terbaik buat
Mohan, Pak. Suwun.
Wahono: Siapa
dia boss? Apa ndak kita ketemu berdua dulu bos?
Handang: Si
Mohan. Dia minta dianterin ketemu tapi kalau di kantor aku nggak enak
nganterinnya.
Wahono: Mohan
melalui situ aja boss, nanti kalau sudah mau selesai baru ketemu saya boss,
tks. Ini Arif ternyata kawannya Pak Haniv juga mas Handang. Jadi Arif juga
sudah ngomong ke Pak Haniv masalah Mohan ini
Handang: Siap
oom
Setelah
menunjukkan percakapan tersebut, Jaksa Ali Fikri, langsung bertanya kepada
Wahono terkait identitas Arief.
"Siapa
Arief di sini?" tanya Jaksa Ali.
Wahono terlihat
agak ragu menjawabnya. Namun, setelah diminta Jaksa Ali untuk berkata jujur,
Wahono mengungkapkan kalau Arief merupakan saudara Jokowi.
"Kalau
menurut penjelasan Pak Handang, itu masih saudaranya Presiden kita,"
ujarnya.
Dalam
kesaksiannya, Wahono juga menyebut Arif adalah teman dekat Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Muhammad Haniv. Wahono juga
mengungkapkan, Arif pernah meminta untuk dikenalkan ke Direktur Jenderal Pajak,
Ken Dwijugeasteady.
"Waktu
itu, kalau enggak salah, Pak Haniv bilang Pak Arif minta untuk dikenalkan
dengan Dirjen," ujar Wahono.
Namun demikian,
Wahono mengaku tidak pernah mengetahui isi pembicaraan dalam pertemuan antara
Haniv, Arief, dan Dirjen Pajak Ken Dwijugeasteady.
"Itu cuma
Pak Haniv yang berhubungan langsung dengan Pak Dirjen atau Pak Handang, cuma
intinya saya dengar dari Pak Haniv, kalau Pak Arief minta dikenalkan dengan Pak
Dirjen, karena Pak Haniv mengatakan Pak Arief itu mau berkenalan dengan Pak
Dirjen, tapi saya sudah lupa bagaimana Pak Haniv mengatakannya," kata
Wahono.[SB]