Nabi Nuh AS diutus untuk mengajak kaumnya beriman dan menyembah hanya kepada Allah SWT. Saat itu, kaum Nabi Nuh menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa. Berhala-berhala itu adalah patung yang mereka buat sendiri. ”Hai kaumku, janganlah kalian menyembah kepada Allah, aku khawatir bila nanti Allah mendatangkan siksaan yang pedih kepadamu”, Nabi Nuh selalu menyampaikan peringatan kepada kaumnya.
Sayangnya, ajakan dan peringatan itu tidak didengarkan. Bahkan para pemuka kaum justru tidak senang dengan ucapan Nabi Nuh tersebut. Mereka berkata, ”kami tidak melihat engkau kecuali engkau hanyalah seorang manusia biasa seperti kami, dan pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang rendah di antara kami. Kami pun tidak melihat kelebihan yang ada padamu, engkau tak lain hanyalah seorang pendusta”.
Kondisi akhlak kaum Nabi Nuh dari hari ke hari semakin buruk. Perilaku dari perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Mereka tidak patuh pada seruan Nabi Nuh untuk menyembah Allah SWT. Nabi Nuh sangat sedih dan sering menangis melihat perilaku kaumnya tersebut. Bahkan istri dan anaknya yang bernama kan’an juga tidak mau tidak mau beriman kepada Allah SWT. Beliau hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga hidayah diberikan kepada mereka.
Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya selama 950 tahun. Selama itu, hanya sedikit yang mau mengikuti ajakan dan seruan beliau, selebihnya justru meremehkan beliau. Nabi Nuh pernah diiming-imingi kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan asalkan mau menghentikan dakwahnya. Namun semua itu ditolak, karena beliau berdakwah untuk keselamatan umatnya bukan mengharap imbalan dari mereka. Nabi Nuh hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Karena umatnya sulit sekali untuk diajak kepada kebenaran, maka Nabi Nuh menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.
Akhirnya Allah SWT menurunkan azab kepada kaum Nabi Nuh yang telah ingkar dan durhaka kepada-Nya. Sebelum azab diturunkan, Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk menyuruh Nabi Nuh membuat sebuah perahu. Allah SWT bermaksud menenggelamkan semua kaum yang durhaka tersebut.
Firman Allah SWT dalam surah Hud ayat 37:
"Dan buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, janganlah engkau bicara pada-ku tentang orang-orang zalim itu, sesungguhnya mereka akan tenggelam".
Mulailah Nabi Nuh dan pengikutnya membuat perahu dengan bimbingan dan bantuan malaikat. Sementara itu, kaumnya yang zalim dan kafir hanya melihat sambil mengejek. Beliau dianggap gila karena membuat perahu di pegunungan dan saat itu bukan pula musim hujan.
Setelah perahu besar itu selesai dibuat, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk menyertakan berbagai jenis binatang yang perpasanganan dan tumbuh-tumbuhan ke dalam perahunya. Tak lama setelah itu janji Allah SWT pun tiba. Hujan deras disertai angin kencang dan badai turun berhari-hari lamanya. Bumi mengeluarkan air dari berbagai penjuru, sehingga mengakibatkan banjir yang sangat besar dan dahsyat. Bumi pun berubah menjadi lautan yang sangat luas.
Nabi Nuh beserta pengikutnya yang berada di atas kapal semuanya selamat, mereka berlayar di atas gelombang yang dahsyat. Sementara itu, orang-orang kafir berusaha menyelamatkan diri dengan ke atas bukit dan gunung. Namun mereka tidak dapat menghindar dari air yang terus meninggi sampai puncak gunung hingga akhirnya mereka pun tenggelam. Tiba-tiba Nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelam, beliau lalu memanggilnya dan mengajaknya untuk naik ke kapal anaknya menolak dan akhirnya ikut tenggelam. Melihat kejadian itu Nabi Nuh merasa sangat sedih, Nabi Nuh dan pengikutnya pun selamat sampai banjir menjadi surut dan kering.
Itulah azab yang Allah SWT berikan kepada orang-orang yang tidak patuh pada perintah-Nya dan menolak seruan Nabi Nuh untuk hanya beriman kepada Allah SWT. Menurut salah satu riwayat, Nabi Nuh beserta pengikutnya selamat dari bencana banjir. 120 orang terapung-apung di atas air selama enam bulan bulan. Mulai dari bulan rajab sampai tanggal sepuluh Muharram.[zk]