Kebakaran hebat
yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3), ternyata juga
pernah terjadi sebelumnya, tepatnya pada Januari 2009.
Kebakaran itu
terjadi pada 18 Januari 2009 pukul 21.15 WIB. Saat itu, satu petugas keamanan
Pertamina tewas akibat insiden tersebut.
Berdasarkan
laporan detikcom, api kala itu terus berkobar hingga pukul 05.15 WIB. Ukuran
kobaran api kala itu bahkan sempat mencapai 100 meter.
Susno Duaji
yang kala itu masih menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri,
mengatakan, penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat
pengambil sampel bahan bakar minyak (BBM).
Gesekan itu pun
menimbulkan percikan api yang kemudian menyambar bensin pada tangki nomor 24.
Penyelidikan
kebakaran itu melibatkan berbagai pihak, mulai dari ahli Forensik Bareskrim
Polri, Pusat Identifikasi Bareskrim Polri, Kedokteran Forensik Polri dan RSCM,
penjinak bom Gegana Brimob, Ditjen Migas ESDM, Pertamina, hingga Fakultas MIPA
UI.
Pelibatan
berbagai tim itu sendiri dilakukan lantaran insiden tersebut diduga akibat
sabotase.
Sejumlah media
saat itu melaporkan depo Plumpang meledak di tengah isu pergantian Dirut
Pertamina Ari H Soemarno oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Rumor bahwa
ledakan itu akibat ulah teroris juga merebak. Sebab sebelumnya, pada 21 Oktober
2009, Densus 88 membekuk teroris di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang
menargetkan depo Pertamina Plumpang.
Sementara itu,
kebakaran yang terjadi pada Jumat kemarin sejauh ini telah menewaskan 17 orang
dan melukai 50 orang.
Ratusan warga sampai harus mengungsi karena api melalap hingga dua kawasan rumah warga (RW).[SB]