Harga minyak goreng terpantau bergerak naik dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, semakin menjauhi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.
Padahal, masa
Ramadan masih lama, lebih dari 1 bulan lagi. Kondisi ini seperti mengulang
tahun 2022, di mana RI mengalami kenaikan harga minyak goreng sejak awal tahun
2022. Bahkan, skandal terjadi saat perang Rusia-Ukraina pecah di bulan Februari
tahun lalu, harga minyak goreng menggila hingga sempat jadi barang langka.
Hari ini, Senin
(6/2/2023), harga minyak goreng curah terpantau naik ke Rp14.990 per liter,
dibandingkan sepekan lalu (30 Januari 2023) yang tercatat di Rp14.940 per kg.
Harga tersebut
adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, mengutip Panel Harga
Badan Pangan pukul 12.46 WIB.
Di Jakarta,
harga minyak goreng curah bahkan sudah mencapai Rp15.846 per kg.
Untuk minyak
goreng dalam kemasan sederhana, harganya saat ini sudah melonjak ke Rp18.060
per liter. Di mana, sepekan lalu harganya masih berada di Rp17.910 per liter.
Jika
dibandingkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian
Perdagangan (Kemendag), harga minyak goreng curah saat ini tercatat di Rp14.800
per liter, kemasan premium di Rp21.200 per liter, dan harga minyak goreng merek
pemerintah Minyakita di Rp15.100 per liter.
Harga tersebut
adalah rata-rata nasional pada Jumat (3 Februari 2023).
Data tersebut
menunjukkan, terjadi lonjakan harga 0,95% untuk harga minyak goreng premium,
kenaikan 4,23% untuk minyak goreng curah, dan terbang sampai 7,09% untuk harga
minyak goreng Minyakita dari posisi harga sebulan sebelumnya.
Di mana, pada 3
Januari 2023, harga minyak goreng premium tercatat di Rp21.000 per liter, curah
Rp14..200 per liter, dan Minyakita Rp14.100 per liter.
Biang Kerok
Menko bidang
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun buka suara perihal
lonjakan harga minyak goreng saat ini.
"Kita
telah sama-sama tahu, bahwa hari ini terdapat kenaikan harga minyak goreng
curah menjelang bulan Ramadan seperti sekarang ini. Pemerintah mencermati
adanya pergeseran konsumsi minyak goreng masyarakat yang terbiasa membeli
minyak goreng premium, beralih membeli Minyakita," kata Luhut dalam unggahan
di akun resmi Instagramnya, dikutip Senin (6/2/2023).
Di sisi lain,
lanjut dia, terjadi penurunan pasokan bahan baku, yaitu minyak sawit mentah
(crude palm oil/ CPO) untuk memproduksi minyak goreng, terutama Minyakita.
"Di luar
itu, melambungnya harga minyak goreng juga terjadi karena adanya masalah pada
proses distribusi. Baik dari indikasi masih adanya stok yang menumpuk maupun
pelanggaran terhadap penetapan harga HET di lapangan," kata Luhut.
"Untuk itu
saya menggelar Rakor (Rapat Koordinasi) hari ini bersama K/L (kementerian/
lembaga) terkait dengan para produsen minyak goreng. Kami menyepakati
peningkatan pasokan DMO (domestic market obligation/ wajib pemenuhan domestik)
oleh produsen minyak goreng sebanyak 50% hingga memasuki masa Lebaran
nanti," tegas Luhut.
Pemerintah,
ujarnya, akan melakukan pengawasan yang ketat berbasiskan data SIMIRAH dan
menindak pelanggaran yang ditemukan di lapangan.
Selain itu,
kata Luhut, Kemendag akan membuka kembali hotline pengaduan masyarakat tentang
berbagai pelanggaran yang terjadi terkait ketersediaan minyak goreng di
pasaran.
"Sehingga
kita bisa menindaklanjuti aduan masyarakat secara langsung. Semoga upaya ini
bisa membantu menstabilkan harga minyak goreng pada posisi semula sehingga
masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan mudah dan terjangkau
harganya," pungkas Luhut.[sb]