Anggota Partai
Demokrat mempertanyakan lonjakan harta Direktur Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan Suryo Utomo hingga Rp8,31 miliar selama empat tahun.
Komentar itu
terlontar dari Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat Hasbi Lubis buntut
penganiayaan Mario Dandy Satriyo selaku anak pejabat pajak, Rafael Alun
Trisambodo.
Publik sempat
membandingkan harta kekayaan Rafael yang mencapai sekitar Rp56 miliar dan Suryo
yang hanya Rp14 miliar.
"Kali ini
kita buka LHKPN Dirjen Pajak Suryo Utomo!!! LHKPN 2017 (sebanyak) Rp6,14
miliar, LHKPN 2021 (sebanyak] Rp14.45 miliar," tulis Hasbi lewat akun
Twitter @hasbil_lbs, Sabtu (25/2).
Ia kemudian
berujar, "Empat tahun naik Rp8,31 miliar, masuk akal kah?"
Hasbi
menerangkan pada 2015-2019 Suryo merupakan staf ahli menteri keuangan bidang
kepatuhan pajak sebelum akhirnya diangkat menjadi dirjen pajak.
Menurut situs
LHKPN, harta kekayaan Suryo dari 2017 hingga 2021 memang melonjak sekitar Rp8,3
miliar.
Lebih rinci
pada 2017, tanah dan bangunan milik Suryo mencapai Rp3,6 miliar, alat
transportasi dan mesin Rp491 juta, harta bergerak lain Rp842 juta, serta kas
dan setara kas Rp1,1 miliar.
Di tahun
tersebut, Suryo tak memiliki utang. Dengan demikian total kekayaan yang
dilaporkan Rp6,14 miliar.
Kemudian pada
2021, tanah dan bangunan milik Suryo mencapai Rp14,1 miliar, alat transportasi
dan mesin sebanyak Rp947 juta, harta bergerak lain Rp1,5 miliar, serta kas dan
setara kas Rp2,7 miliar.
Suryo juga
melaporkan memiliki utang sebesar Rp5 miliar. Dengan demikian, total harta
kekayaan dia pada 2021 sebesar Rp14,4 miliar.
CNNIndonesia.com
sudah menghubungi Suryo Utomo dan Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas DJP
Neilnadrin Noor untuk meminta tanggapan. Namun, keduanya belum merespons.[SB]