Ketua Forum
Komunikasi Astronomi Amatir Lintas Jawa Timur (Fokalis Jatim) M. Toyib
menyayangkan penutupan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan.
Penutupan ini memberikan pukulan bagi komunitasnya yang memiliki hubungan cukup
erat dengan BRIN Pasuruan.
"(Penutupan
ini) tentu menjadi sebuah pukulan tersendiri buat kami, karena bagaimana pun,
hubungan astronom amatir di Jawa Timur dengan BRIN Pasuruan sangatlah
dekat," kata Toyib kepada CNNIndonesia.com.
Fokalis sendiri
banyak mengadakan kegiatan edukasi publik yang sifatnya non-formal di fasilitas
BRIN Pasuruan. Kegiatan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi BRIN
Pasuruan, yakni fungsi edukasi.
Beberapa
kegiatan yang Fokalis lakukan adalah Jambore Nasional Klub Astronomi,
pengamatan dan sosialisasi fenomena astronomi, serta rukyat hilal.
Terkait
dampaknya, Toyib menyebut penutupan ini sangat signifikan. Pasalnya, BRIN
Pasuruan selalu memberikan support pada kegiatan berbasis wilayah yang umumnya
memiliki partisipan banyak.
"BRIN
Pasuruan senantiasa ada di garda terdepan untuk memfasilitasi teman-teman
astronom amatir di Jatim demi kesuksesan agenda popularisasi sains khususnya yg
berkaitan dg astronomi dan keantariksaan," tutur Toyib.
"Sebagai
contoh, kemitraan kami terjalin kurang lebih sejak 2016 saat adanya gerhana
matahari total, hingga di tahun-tahun setelahnya, hampir setiap tahun selalu
ada event besar yang terlaksana di BRIN Pasuruan, baik itu di level regional,
nasional, hingga internasional," tambahnya.
Berkat dukungan
BRIN Pasuruan, Fokalis Jatim bahkan berhasil melahirkan satu paper di jurnal
internasional.
"Jadi,
bisa dibayangkan seberapa sentral peran BRIN Pasuruan dalam pengembangan
komunitas astronomi di Jatim, yang muaranya tentu ke pengembangan sains
keantariksaan itu sendiri," papar Toyib.
Lebih lanjut,
Toyib menyebut fasilitas pengganti BRIN Pasuruan yang berada di sekitar wilayah
tersebut belum siap.
"Kantor
BRIN terdekat yang ada di Purwodadi belum bisa dibuat peluncuran balon
atmosfer, kemudian, kantor BRIN yang ada di Kupang, NTT pun belum established
benar, baik secara SDM maupun piranti teleskopnya," katanya.
"Jadi,
menurut kami, penutupan ini prematur," tambahnya.
Maka dari itu,
Toyib dan rekan-rekannya di Fokalis Jatim meminta BRIN untuk mempertimbangkan
kembali penutupan ini. Ia bahkan mengirim surat kepada Kepala BRIN Laksana Tri
Handoko pada Rabu (1/2).
"Melalui
surat ini kami bermaksud memohon pertimbangan Bapak untuk berkenan meninjau
kembali keputusan tersebut di atas dikarenakan kehadiran Lab SOAA Pasuruan
masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat demi popularisasi sains khususnya
astronomi di Jawa Timur," tulis surat tersebut.
Surat tersebut
juga melampirkan portofolio kegiatan yang sudah dilakukan oleh Fokalis Jatim di
BRIN Pasuruan.
Sentralisasi
Terpisah,
Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN, Dsrizal
Friyantoni menyebut, BRIN Pasuruan tidak ditutup melainkan dialihkan. Nantinya,
kegiatan penelitian yang berkaitan dengan keantariksaan dan atmosfer akan
tersentralisasi di Observatorium Timau, NTT.
"Pasuruan
bukan ditutup tetapi dialihkan ke kawasan lain," kata Dsrizal dalam acara
peresmian Media Lounge di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Ia mengatakan,
pegawai-pegawai di BRIN Pasuruan nantinya bisa memilih Co Working Space (CWS)
terdekat seperti di Surabaya dan Purwodadi. Sebelumnya, BRIN mengumumkan telah
membangun co working space (CWS), salah satunya di Purwodadi untuk
memfasilitasi para penelitinya.
Mengutip situs
resmi BRIN, Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto
mengungkapkan, pihaknya tengah meningkatkan kualitas CWS di Purwodadi untuk
para peneliti.
"Ruang CWS
yang ada saat ini dirasa belum memadai dilihat dari jumlah ruangan yang
tersedia dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Untuk itu perlu dilakukan
optimalisasi ruangan yang ada saat ini," kata Yan.
"Saat ini
kebutuhan CWS yang tinggi oleh civitas BRIN yang memilih bekerja dari kawasan
Purwodadi. Seperti yang kita ketahui saat ini banyak sivitas BRIN yang berasal
dari peneliti kementerian dan lembaga yang bergabung dengan BRIN memilih
kawasan Purwodadi sebagai tempat mereka bekerja," ujar Yan.[sb]