Sesar Mataram
akan menjadi obyek penelitian Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Yogyakarta bersama Universitas Gadjah Mada (UGM). Sesar Mataram disebut
merupakan sesar baru yang ditemukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Dalam
waktu dekat, BMKG bekerjasama dengan UGM dalam hal ini FMiPA, Fisika, dan
Geofisika UGM bersama-sama dalam Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)
melakukan penelitian di daerah yang diduga (Sesar Mataram) dari hasil
penelitian terdahulu," kata Staf Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Ayu K.
Ekarsti seperti dilansir Antara.
Dalam
penelitian ini, BMKG Akan memantau kondisi di bawah permukaan tanah yang
disebutkan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dilintasi
Sesar Mataram.
Sebelumnya,
keberadaan Sesar Mataram terungkap dalam pemaparan workshop nasional
"Perkembangan Terkini Pemutakhiran Peta Sumber Dan Bahaya Gempa
Indonesia" yang dilaksanakan secara hybrid di Jakarta, Desember lalu.
Dalam pemaparan
tersebut, Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Danny
Hilman Natawidjaja mengungkapkan, banyak sesar aktif baru yang ditemukan.
"Banyak
Sesar Aktif baru yang telah ditemukan selama berjalannya studi tersebut dari
hanya sekitar 70an sesar aktif di tahun 2010 hingga 250an lebih di tahun 2017
dan sampai sekarang jumlahnya terus bertambah," ujar Danny seperti
dilansir situs resmi BRIN.
Salah satu
sesar baru yang ada adalah Sesar Mataram. Hal itu terungkap dalam studi
geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.
"Di sini
dipetakan Sesar aktif baru yaitu Sesar Mataram. Studi yg dilakukan antara lain
studi survey geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi disini terlihat
Sesar Mataram ini berasosiasi dengan opset stream tp belum ada studi yang lebih
detail," tambah Danny.
Menyikapi
temuan ini, Ayu mengatakan BMKG akan menggunakan kajian ilmu geofisika dengan
seismograf sebagai alat ukurnya. Itu dilakukan untuk melihat profil bawah
permukaan tanah.
"Nantinya
akan dianalisis oleh teman-teman untuk melihat bagaimana profil bawah
permukaannya. Saat ini sedang proses penggodokan lokasi titik ukur,"
ujarnya.
Namun demikian,
Ayu mengungkapkan, BMKG belum pernah menemukan adanya aktivitas kegempaan di
lokasi sesar yang dimaksud Danny.
Padahal, Ayu
mengungkapkan, keberadaan sesar aktif dapat diidentifikasi manakala daerah yang
diduga dilintasi pernah terjadi gempa.
"Kalau
dari kacamata BMKG, kami belum menemukan adanya kegempaan di lokasi tersebut,
mungkin nanti dengan pendekatan lain atau dengan kacamata geodesi atau
pengukuran geofisika bisa lebih memperkuat apakah hasil temuan itu memang benar
atau tidak," katanya.[SB]