Eks Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015 Abraham Samad mengaku
tidak tahu soal transaksi mencurigakan pegawai Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael
Alun Trisambodo.
Dia
menyampaikan itu merespons pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut
PPATK menemukan transaksi mencurigakan sejak 2012 dan telah dilaporkan ke KPK.
"Saya
sendiri baru dengar ini. Sepengetahuan saya, tidak pernah ada yang menyampaikan
ini. Akan tetapi, seharusnya memang PPATK memperlihatkan bukti resmi laporannya
ke KPK," ujar Abraham Samad kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/2).
Menurutnya,
yang penting dilakukan saat ini adalah tindak lanjut dari KPK mengenai harta
kekayaan Rafael Alun Trisambodo.
Abraham Samad
juga mengatakan kasus tersebut jadi pintu masuk untuk menelusuri harta kekayaan
pegawai negeri.
"Kalau
lembaga antirasuah membiarkan itu, berarti ada masalah di KPK-nya. Fenomena ini
jangan berhenti di Rafael saja. Saya khawatir pegawai atau pejabat pajak
keuangan jangan-jangan seperti itu semua," kata dia.
Eks Wakil Ketua
KPK Bambang Widjojanto juga mengaku tak mengetahui soal kejanggalan harta
Rafael Alun Trisambodo.
"Bisa
dikonfirmasi kepada Abraham Samad sebagai Ketua KPK karena ada pembidangan
kerja diantara Wakil Ketua dan tidak semua KPK tahu seluruh bidang kerja,"
ucapnya.
Dia mengaku
berkonsentrasi pada bidang penindakan saat masih menjadi pimpinan KPK.
Menurutnya,
penindakan soal harta kekayaan baru bisa menjadi wewenang bidang penindakan
setelah ada analisis dari direktorat laporan harta kekayaan penyelenggara
negara (LHKPN).
Dia mengaku
sejak dulu sudah ada diskusi yang diinisiasi untuk meningkatkan peta LHKPN agar
tidak hanya bersifat administratif.
"Akan
tetapi informasi yang terintegrasi dengan single identity number, pajak, dan
aset. Jika ini bisa dilakukan, maka akan sangat bermanfaat bagi pencegahan
korupsi," ucapnya.
Eks Pimpinan
KPK Saut Situmorang juga angkat suara. Dia mengaku sebal dengan LHKPN lantaran
hanya menjadi wadah laporan saja tanpa ada pejabat yang memberi klarifikasi.
"Terkait
LHKPN itu, saya orang paling sebel itu dengan hal tersebut. Karena dilaporkan
saja (harta kekayaannya) tapi enggak pernah diklarifikasi," tuturnya.
Saut mengklaim
pernah melakukan disposisi atau meminta bawahan memanggil seseorang pejabat
untuk menjelaskan dari mana barang atau harta yang dimiliki.
"Saya
beberapa kali justru bikin disposisi. Saya minta cari barang yang dimiliki
pejabat ini dari mana dia dapat. Karena kalau dia tidak bisa menjelaskan,
seharusnya kita kan paham ada tindak pidana pencucian uang (TPPU)," kata
dia.
Harta pegawai
eselon III Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo menjadi sorotan publik.
Dianggap janggal karena harta yang dimiliki begitu banyak berdasarkan data yang
ia laporkan ke KPK. Bahkan hampir menyamai Menkeu Sri Mulyani.
Di media sosial
pun sudah tersebar informasi diduga rumah-rumah serta kendaraan mewah milik
keluarga Rafael Alun di beberapa daerah.
Dia menjadi
sorotan usai putranya, Mario Dandy Satrio menganiaya anak anggota GP Ansor.
Korban yakni Cristalino David Ozora dianiaya hingga tak sadarkan diri selama
beberapa hari.[SB]