Pesawat Yeti Airlines jatuh di jurang dekat bandara baru Pokhara, Nepal, pada Minggu (15/1).
Imbas kecelakaan itu, setidaknya 68 orang tewas. Insiden tersebut menjadi kecelakaan pesawat paling parah dalam 30 tahun di Nepal, terhitung sejak 1992.
Berdasarkan data Jaringan Keselamatan Penerbangan (Aviation Safety Network) melaporkan insiden kecelakaan pesawat Yeti Airlines itu merupakan kecelakaan paling mematikan ketiga dalam sejarah Nepal, demikian dikutip CNN.
Kecelakaan pesawat yang menewaskan ratusan orang sebelumnya terjadi pada 1992.
Pada Juli 1992, maskapai penerbangan Thai Airways kecelakaan di dekat Gunung Kathmandu. Imbas kejadian ini 113 orang meninggal dunia.
Dua bulan setelahnya, insiden serupa terjadi. Kala itu, maskapai Pakistan International mengalami kecelakaan dan 167 orang tewas.
Sebagai negara yang punya 14 gunung tertinggi di dunia, Nepal tak asing dengan kecelakaan udara.
Kecelakaan terbaru di Nepal menyebabkan setidaknya 68 orang tewas. Dari jumlah ini, 15 orang di antaranya warga negara asing.
Warga asing itu empat warga Rusia, dua warga Korea, dan masing-masing satu orang dari Irlandia, Prancis, Argentina, dan Australia.
Juru bicara maskapai Yeti Airline Sudarshan Bartaula mengatakan lebih rinci soal korban tewas, sebanyak 37 laki-laki, 25 perempuan, tiga anak-anak dan tiga di antaranya masih bayi.
Pesawat Yeti Airlines mulanya terbang dari Kathmandu menuju Pokhara. Di tengah perjalanan, pesawat menabrak tebing jurang yang terletak di antara bandara lokal Pokhara dan bandara internasional baru.
Menurut laporan CNN, pesawat terakhir melakukan kontak dengan bandara Pokhara sekitar pukul 10.50 waktu setempat, sekitar 18 menit usai lepas landas.
Pesawat kemudian bergerak turun di Ngarai Sungai Seti.
Tak lama berita kecelakaan itu muncul, pasukan Angkatan Darat Nepal dan berbagai departemen kepolisian langsung dikerahkan ke lokasi.
Menanggapi kecelakaan tersebut, Perdana Menteri Nepal, Pushpa Kamal Dahal, menyampaikan bela sungkawa bagi keluarga yang telah ditinggalkan.
"[Saya] sangat sedih atas kecelakaan yang menyedihkan dan tragis ini," ujar Dahal.
Ia kemudian berujar, "Saya dengan tulus meminta personel keamanan, semua badan pemerintah Nepal dan publik untuk memulai penyelamatan."[SB]