Mantan Wakil Ketua KPK 2011-2015 Bambang Widjojanto menyebut ada usaha menyingkirkan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelang kontestasi pemilu 2024 mendatang. Ia mengatakan Anies terus menerus diguncang dengan laporan dugaan korupsi Formula E yang tak kunjung didapatkan bukti.
Bambang mengatakan KPK menebarkan kebohongan soal pertemuan tiga pimpinan dengan Badan Pemeriksaan Keuangan. Ia menyebut pertemuan tersebut bukanlah berasal dari undangan BPK, seperti yang diucapkan oleh KPK.
"Jadi berdasarkan informasi, para pimpinan sengaja datang ke BPK pasca melakukan ekspose di internal," kata dia melalui keterangan tertulis pada Kamis 26 Januari 2023.
Selain itu, Bambang juga mengatakan ekspose yang dilakukan KPK dalam kasus Formula E tersebut merupakan hal yang aneh dilakukan. Sebab, kata dia, ekspose tersebut dilaksanakan setelah KPK menyimpulkan belum ada alat bukti yang cukup atas kasus Formula E.
"Apalagi SOP BPK sendiri dengan tegas mengatur tidak bisa menghitung kerugian negara bila suatu kasus masih dalam penyelidikan," ujar Bambang.
Padahal, Bambang mengatakan dalam forum pertemuan dengan BPK tersebut Satgas Tim Penyelidik bersikeras belum menemukan alat bukti yang cukup. Padahal, kata dia, tim penyelidik sendiri sudah melakukan ekspose sudah lebih dari tujuh kali. "Pertanyaan berikutnya adalah apakah BPK nantinya akan disandera dalam kasus Formula E," kata dia.
Bambang Widjojanto juga menyinggung soal Deputi Penindakan dan Direktur Penyelidikan KPK yang diadukan kepada Dewan Pengawas KPK. Ia menyebut laporan tersebut ada indikasi terjadi disebabkan keduanya berselisih dengan pihak yang memaksakan ekspose terhadap Formula E.
"Seharusnya yang diadukan kepada Dewas adalah tiga pimpinan yang memaksakan ekspose padahal belum ada alat bukti yang cukup," kata Bambang.
Terakhir, Bambang mengatakan Anies juga diserang melalui jalur lain. Ia menyinggung soal adanya orang tidak dikenal mengirimkan sekantung penuh ular kobra terhadap eks Gubernur Banten yang berencana bertemu dengan Anies Baswedan.
"Peristiwa tersebut sudah jelas menunjukkan Anies Baswedan sedang dimatikan keperdataan dan konstitusionalnya agar tidak dapat dipilih sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan," kata dia.[SB]