Ratusan tentara Rusia dilaporkan tewas dalam dua gempuran Ukraina pada akhir Desember lalu, membuat Negeri Beruang Merah buru-buru berbenah.
Setidaknya 400 tentara Rusia di Makiivka, Donetsk, tewas digempur Ukraina pada 31 Desember lalu. Namun, Moskow melaporkan hanya 89 tentara mereka yang tewas.
Di hari yang sama, Ukraina juga menyerang Chulakivka, Kherson, menewaskan sekitar 500 tentara Rusia.
Hingga kini, belum diketahui pasti alasan banyak prajurit Rusia berjatuhan di Kherson.
Namun, sejumlah pejabat sudah mulai buka suara mengenai penyebab banyak tentara Rusia tewas dalam serangan Ukraina di Donetsk.
Berikut dua kesalahan fatal Rusia hingga menyebabkan banyak tentaranya tewas.
1. Tentara Rusia pakai telepon seluler
Letnan Jenderal Sergei Sevryukov mengatakan sejumlah pasukan Rusia menggunakan telepon seluler. Sinyal telepon mereka memudahkan pasukan Ukraina melacak titik koordinat musuh.
"Saat ini, komisi tengah bekerja untuk menyelidiki situasi yang telah terjadi," ujar Sevryukov, seperti dikutip AFP.
Ia kemudian berujar, "Namun, jelas sekali penyebab utamanya karena penggunaan telepon seluler aktif dari para personel yang bisa dijangkau musuh."
Sevryukov mengatakan akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut soal penyebab banyak tentara Rusia tewas.
Dia juga menekankan bakal memastikan pihak yang terbukti bersalah mendapat hukuman.
2. Komandan di medan tempur tak becus
Anggota parlemen Rusia, Sergei Mironov, mencak-mencak usai mendengar kabar banyak tentara Moskow yang tewas. Menurut dia, kematian besar-besar itu terjadi akibat kesalahan komando Rusia.
Salah satu ketidakbecusan itu terlihat dari keputusan militer untuk menyatukan kompleks barak tentara dengan gudang senjata.
Berdasarkan data intelijen yang ia himpun, Rusia menggunakan bangunan sekolah di dekat gudang senjata itu sebagai barak pasukan.
Barak itu berdiri terang-terangan, tanpa disamarkan sama sekali untuk melindungi tentara.
Dengan demikian, banyak tentara Rusia tewas saat Ukraina melancarkan serangan ke gudang amunisi di Donetsk pada 31 Desember.
Anggota parlemen Rusia itu lantas menuntut pertanggungjawaban pidana dari pejabat yang mengizinkan personel berada di gedung tanpa perlindungan itu.
"Otoritas lebih tinggi tak menyediakan tingkat keamanan yang layak. Jelas, intelijen maupun kontra-intelijen atau pasukan pertahanan udara tak bekerja dengan baik," kata dia di Telegram, seperti dikutip Reuters.[SB]