Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi merespons pernyataan Anggota Bawaslu RI Puadi soal bakal capres Anies Baswedan yang dinilai Bawaslu terkesan melakukan curi start kampanye.
Nabil meminta Bawaslu untuk tidak mengada-ngada, dengan bahasa yang dikeluarkan menjadi 'jangan ngadi-ngadi'.
"Terkait hal tersebut, kami menilai bahwa pernyataan Bawaslu RI tersebut justru aneh dan kontraproduktif," ujar Nabil kepada wartawan, Sabtu (17/12/2022).
Nabil pun meminta Bawaslu perlu membedakan antara kampanye dengan kegiatan sosialisasi.
Menurut Nabil, pandangan bahwa menyosialisasikan diri atau parpol justru dinilai sebagai 'curi start' kampanye adalah salah kaprah dan tendensius.
"Karenanya, kami menilai seharusnya Bawaslu mendorong semua pihak untuk ikut proaktif mensosialisasikan hajatan Pemilu 2024 mendatang, terlebih kepada para elit politik, tokoh nasional serta parpol peserta Pemilu 2024," ujarnya.
"Jadi berikan ruang yang luas serta dan rambu-rambunya untuk seluruh pihak dapat berperan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Jangan malah sebaliknya," lanjut dia.
Menurutnya, gelaran pemilu merupakan sebuah ajang kontestasi ide, gagasan, dan program. Atas hal itu, Nabil mengingatkan Bawaslu 'jangan ngadi-ngadi'.
"Pemilu ini hajatan besar, ajang kontestasi orang, ide, gagasan dan program, visi dan misi. Justru para penyelenggara Pemilu bersyukur jika banyak pihak yang semangat mensukseskan Pemilu. Jadi jangan ngadi-ngadi lah Bawaslu ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Bawaslu RI Puadi memberi sejumlah catatan terkait kegiatan safari politik yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Ditinjau dari sisi etika politik, kegiatan safari politik yang dilakukan Anies Baswedan dapat dipandang sebagai tindakan yang kurang etis,” kata Puadi dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Kamis sore.
Selain itu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Pusdatin Bawaslu RI ini menyebut safari politik Anies juga terkesan mencuri start kampanye.
“Sebab telah melakukan aktivitas kampanye terselubung dan terkesan mencuri start dalam melakukan kampanye sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2024 mendatang," ucapnya.
Ia menuturkan publik telah mengetahui bahwa Anies merupakan bakal calon presiden yang akan diusung oleh gabungan partai tertentu.
Sehingga, lanjut dia, aktivitas safari politik Anies bisa saja dimaknai sebagai aktivitas mengkampanyekan atau men-sosialisasikan dirinya sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.
“Semua orang harus paham dan dapat menahan diri untuk tidak melakukan apapun bentuk kampanye atau sosialisasi diri sebab saat ini bukanlah waktunya untuk berkampanye," ucapnya.[sb]