Kegiatan Gerakan Nasional Bersatu yang merupakan mobiliasi para relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dinilai sebagai sikap frustasi Presiden Joko Widodo yang tidak bisa menekan Ketua Umum DPP PDIP Perjuang dalam menentukan calon presiden PDI Perjuangan.
Pandangan itu disampaikan pengamat politik Uchok Sky Khadafi kepada wartawan, Selasa (29/11).
Menurut Direktur Utama Center For Budget Analisis (CBA) ini mobilisasi relawan Jokowi di GBK beberapa hari lalu menunjukkan upaya politik menghibur diri dan bisa dimaknai sebagai sikap frustasi. Tujuannya, menutupi fakta bahwa Jokowi merupakan tokoh politik yang tidak kuat di PDIP.
"Untuk menutupi kenyataan bahwa ia tidak punya kuasa menentukan calonnya untuk diusung oleh PDIP," demikian pandangan Uchok.
Padahal, kata Uchok, publik sudah memahami bahwa unsur relawan dalam sebuah kontestasi politik pemilihan presiden tidak memiliki legal standing dalam hal pengusungan capres-cawapres.
Dalam pandangan Uchok, dengan mengerahkan sekian ribu relawan, Presiden Jokowi seolah ingin menunjukkan bargaining ke PDIP bahwa seolah-olah rakyat masih di belakangnya dan memberikan dukungan kepada siapapun calon yang dikehendaki.
"Meski nyatanya, yang dimobilisasi itu juga banyak yang bisa dipertanyakan apakah mereka benar-benar relawan atau "mobilisasi" yang dibiayai," jelas Uchok.
Saran Uchok, Jokowi harus menyadari bahwa partai juga punya kepentingan politik dan tidak mau dikerdilkan oleh mobilisasi relawan.
"Terlebih PDIP sebagai partai yang punya tiket untuk mengajukan pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 mendatang," pungkas Uchok.[SB]