- Pria Tewas Ditusuk di Sumedang, Polisi Amankan 42 Pemuda
- Risma dan BNPB Beda soal Penjarahan Bantuan Gempa Sulbar
- Krisis Sudah Di Depan Mata, Saatnya Ganti Tim Ekonomi Jokowi?
- Kerumunan Tak Terelakkan di Pemakaman Habib Ali bin Assegaf
- Hujan Abu Guyur 5 Kecamatan Imbas Awan Panas Gunung Semeru
- Ribuan Pengungsi Gempa Majene Belum Tersentuh Bantuan
- Ponpes di Cianjur Roboh, Pencarian Korban Tertimbun Dilanjutkan Minggu Pagi
- Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Petang Ini
- Kasus Meninggal Akibat Vaksin, Ini Kata Ketua Komnas KIPI
- Segera Disidang, Raffi Ahmad Juga Dipolisikan soal Protkes
DPR Bahas Omnibus Law RUU Cipta Kerja dari Klaster Termudah

Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
pembahasan omnibus law Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja akan
dibahas dari klaster yang paling mudah.
Adapun klaster yang paling berpotensi menuai polemik akan
dibahas belakangan. "Klaster ketenagakerjaan yang terakhir," kata
Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas melalui pesan singkat, Senin, 13 April
2020.
Supratman menyatakan, Baleg akan mengundang semua pihak
untuk menyampaikan masukan. Saat ini, kata dia, sudah banyak kelompok buruh
yang menyatakan ingin audiensi.
Baca Lainnya :
- Mirisnya Afrika, Saat Pandemi Corona Wabah Belalang Menyerang Dahsyat0
- Permenhub Soal Covid-19: Ojek Dibolehkan Bonceng Penumpang0
- Ganjar Minta ke Anies dan Emil Agar Warga Jateng di Jabodebek Dapat Sembako0
- Dekati Puncak Covid, Tes PCR Ditargetkan 9.000 Orang per Hari0
- Penjelasan Baznas Babel soal Penerima Bansos Corona Harus Muslim0
Politikus Gerindra ini juga menyebut DPR tak memasang
tenggat khusus untuk merampungkan RUU Cipta Kerja itu.
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Ibnu Multazam menyampaikan,
pembahasan RUU lazimnya memang dimulai dari topik yang paling mudah.
"Seperti falsafah Jawa, makan barang panas itu dari pinggir," ujar
Ibnu kepada Tempo, Senin, 13 April 2020.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini menduga, pembahasan
klaster ketenagakerjaan, lingkungan hidup, perizinan, dan investasi akan
dilakukan belakangan. Isu-isu tersebut selama ini menuai banyak sorotan dari
kelompok buruh, pegiat lingkungan, serta publik secara umum. "Memang
undang-undang ini RUU yang berat ya, harus hati-hati supaya tidak berdampak
sistemik," kata Ibnu.
Salah satunya, kata dia, perlu dipikirkan bagaimana agar
peraturan perundang-undangan yang telah ada tak begitu saja dicabut. Ibnu pun
berpendapat pembahasan aturan sapu jagat ini tak bisa dilakukan terburu-buru.
"Cepat boleh, tapi harus hati-hati. Itu kan artinya agak lambat,"
ucap dia.
Lanjutkan Membaca ke hal.2 >>
Sekilas Info
COVID-19 Indonesia Hari Ini
- Positif : 896.642 Sembuh : 727.358 Meninggal : 25.767 Dirawat : 143.517
Berita Populer
-
Kasus Meninggal Akibat Vaksin, Ini Kata Ketua Komnas KIPI
Kasus Meninggal Akibat Vaksin, Ini Kata Ketua Komnas KIPI
Menghadapi kekhawatiran masyarakat mengenai vaksin Covid-19, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) angkat bicara.Melalui rilis medianya, . . .
-
Segera Disidang, Raffi Ahmad Juga Dipolisikan soal Protkes
Segera Disidang, Raffi Ahmad Juga Dipolisikan soal Protkes
Selebritas Raffi Ahmad digugat menyampaikan permintaan maaf di tujuh stasiun televisi dan koran nasional terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 saat . . .
-
Natalius Pigai Bongkar Fakta Mengerikan, Komnas HAM Terpojok
Natalius Pigai Bongkar Fakta Mengerikan, Komnas HAM Terpojok
Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai membongkar langkah Komnas HAM menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai melanggar . . .
-
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Petang Ini
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Petang Ini
Gunung Merapi kembali erupsi petang ini. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran terjadi pukul 17.00 . . .
-
Ribuan Pengungsi Gempa Majene Belum Tersentuh Bantuan
Ribuan Pengungsi Gempa Majene Belum Tersentuh Bantuan
Sebanyak 1.200 orang warga yang mengungsi akibat gempa magnitudo 6,2 di pegunungan Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumandaa, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, . . .
Berita Terbaru
-
Pria Tewas Ditusuk di Sumedang, Polisi Amankan 42 Pemuda
Pria Tewas Ditusuk di Sumedang, Polisi Amankan 42 Pemuda
Sebanyak 42 orang pemuda diamankan Polres Sumedang. Mereka diperiksa berkaitan kasus penusukan yang menewaskan Karta Gunawan (37), warga Cileunyi, Kabupaten . . .
-
Risma dan BNPB Beda soal Penjarahan Bantuan Gempa Sulbar
Risma dan BNPB Beda soal Penjarahan Bantuan Gempa Sulbar
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan pernyataan yang berbeda dalam menyikapi informasi dugaan . . .
-
Krisis Sudah Di Depan Mata, Saatnya Ganti Tim Ekonomi Jokowi?
Krisis Sudah Di Depan Mata, Saatnya Ganti Tim Ekonomi Jokowi?
Ekonom senior Dr Rizal Ramli kembali mengkritik pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengklaim kalau ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh di . . .
-
Kerumunan Tak Terelakkan di Pemakaman Habib Ali bin Assegaf
Kerumunan Tak Terelakkan di Pemakaman Habib Ali bin Assegaf
Para pelayat mendatangi pemakaman Habib Ali bin Assegaf. Meski sudah ada imbauan agar pengikut Habib menghindari kerumunan, namun tetap saja, kerumunan . . .
-
Hujan Abu Guyur 5 Kecamatan Imbas Awan Panas Gunung Semeru
Hujan Abu Guyur 5 Kecamatan Imbas Awan Panas Gunung Semeru
Sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diguyur hujan abu vulkanik setelah Gunung Semeru erupsi dan meluncurkan awan panas guguran sejauh empat . . .